Rabu, 19 Juni 2013

5 MATERI ISLAM




1.Remaja Islam Pemberani

Udah tahu Harun Al Rasyid? Dia seorang khalifah besar yang pernah memimpin  Armenia, Azerbaijan, Mesir, Suriah dan Tunisia.  Dan tau ngga, dia menjadi khalifah saat usianya masih 21 tahun. LUAR BIASA! Bahkan saat umurnya masih 18 tahun, Harun udah memimpin banyak pertempuran melawan Kekaisaran Romawi Timur. Karena itulah dia berhasil menyabet gelar Jenderal dengan sebutan ?eAl-Rasyid?e, yang artinya mengikuti jalan benar, atau orang yang benar.

Terbukti kan friend, usia muda bukan halangan kita untuk menjadi orang besar. Bahkan justru di usia muda ini, kita masih punya tenaga penuh untuk menjadi orang besar, yang memiliki prestasi besar. Eits, jangan buru- buru bilang nggak mungkin! Hal- hal besar justru datang karena kita punya mimpi dan keyakinan yang besar. Di usia muda yang katanya minim pengalaman dan labil emosi, tapi nggak lantas memberi kita lampu merah buat berkarya.

Tapi satu kuncinya kalau kita mau berhasil, friend. Pegang aturan islam baik- baik, dan kita pasti akan selamat. Ini terbukti dari contoh- contoh di luaran yang bisa kamu lihat tuh. Gimana susahnya teman- teman kita yang pada main api, dan coba- coba melenceng dari aturan islam. Mereka memang buat malu keluarga, tapi lebih dari itu, mereka sangat merugikan diri mereka sendiri. Kalau sudah begitu, usia muda rasanya bakal kelewat begitu saja. Dan itu berarti kerugian yang besar! kalau rugi materi masih bisa dicari bos, nah kalau waktu, dimana kita bisa membelinya?. 
Selain kudu berpegang teguh kepada aturan islam, hal yang selanjutnya kita lakukan adalah, be brave alias berani. Berani melawan nafsu diri, berani melawan arus yang jelas- jelas nggak jelas, dan berani tampil beda selama itu tetap dalam aturan islam. dan buat yang satu ini, cuma dengan islam yang bisa buat kita tangguh dan berani mendobrak halangan yang menghadang jalan kita.

Lihat aja para mujahid- mujahid itu. Gimana musuh- musuhnya nggak keder, mereka berjihad dan berharap mati syahid. Orang yang justru ingin mati, gimana ngelawannya coba? mereka begitu berani karena Allah yang menjadi tujuan mereka. Sedangkan musuh mereka adalah manusia kafir yang cemen banget alias pengecut dan takut mati.

Mereka juga berani menjadi pelaku perubahan, saat orang lain hanya mau sekedar menjadi penyemangat bahkan pencemooh mereka. Mereka nggak minder saat dinilai aneh oleh manusia. Mereka juga nggak takut dibilang apapun dari bahasa manusia. Hidup mereka hanya lurus dan lurus kepada Allah saja. Selama yang mereka lakukan itu benar menurut Allah, mereka akan tetap lakukan.
Mereka, tentara Allah itu, berani berprinsip, saat manusia lain sibuk jadi plagiat orang kafir. Mereka teguh dalam prinsip itu, walaupun mereka tahu hal itu nggak mudah dilakukan. Tapi Allah adalah yang maha menguatkan dan mendamaikan, dan mereka percaya itu. Kemudian, itulah yang membaikkan dan menentramkan hidup mereka.

Lalu bagaimana dengan kita, friend? sudahkah kita berbuat sesuatu untuk islam seperti mereka? atau kita hanya puas menjadi penonton atau malah dan menjadi pengekor orang- orang kafir?. Friend, saatnya kita stop untuk hanya pintar bermemori ria dengan segudang prestasi tokoh- tokoh islam yang udah berhasil mengukir nama besar mereka.  Sekarang udah saatnya kita bertanya kepada diri sendiri, apakah kita juga udah sehebat mereka? atau malah masih jauh banget dari mereka?. Itu pertanyaan besar buat kita semua!
(NayMa/voa-islam.com)






2. Remaja Muslim, Bangkitlah !

Melihat fenomena yang ada dikalangan kita sekarang ini, pantas nggak sih menurut kita, kalau ada yang mengajukan pertanyaan "Masihkan ada harapan untuk kejayaan islam, sedangkan realitas sebagian generasi muda sekarang ini udah terjangkiti virus modernitas, dan kebebasan yang tiada batas, yang justru di usung oleh para musuh- musuh islam?"

Memang kita tidak boleh berputus asa, harapan itu pastilah akan selalu ada. Maka dari itu, jangan menunda- nunda harapan tersebut untuk terlalu lama terjadi. Kita para generasi muda harus mengadakan perbaikan itu secepatnya, karena kita nggak boleh menutup mata, kalau generasi kita sebenarnya sudah sangat terjajah dan ketinggalan jauh hari ini. Kehidupan sekularisme yang di tawarkan dunia barat disadari atau tidak telah membawa kita pada kenyataan yang menyedihkan. Kerusakan moral, pergaulan bebas, narkoba, tawuran, sungguh-sungguh sangat menyedihkan melihatnya.

Modernitas yang mereka tawarkan kebanyakan nggak lain adalah untuk membutakan kita dari konsep kemuliaan islam. Hitung saja sendiri, betapa sangat minim anak-anak muda seumuran kita yang paham atau mau memahami tentang islam dengan sebenar- benarnya. "Drugs" yang mereka tawarkan ternyata nggak cuma membuat kita teler di badan, tapi bahkan telah berhasil membuat kita sendiri membenci islam. 

May be, itu cara termudah bagi mereka buat cuci tangan, secara nggak penting juga gontok- gontokan, cukup dengan suguhan kesenangan duniawi ala mereka, banyak dari kita yang berbondong- bondong masuk didalamnya, dan selanjutnya akan jadi prajurit mereka yang paling patuh. Hasilnya, brain wash itu berhasil membuat kita berbalik arah, nggak cuman merasa asing tapi malah memusuhi islam, kita lupa tentang tujuan kita hidup, dan bahkan kita lupa siapa tuhan kita. 

Lihat saja fakta di lapangan, Berdasarkan hasil Survei Komnas Perlindungan Anak di 33 provinsi, remaja SMP yang nggak lagi perawan prosentasenya sebesar 62,7 persen dan remaja yang pernah aborsi mencapai 21,2 persen.Dan tentang Narkoba, survei yang dilakukan Badan Narkoba Nasional (BNN) hasilnya menyedihkan banget, ternyata 97% pemakai narkoba yang ada selama tahun 2005, 28% pelakunya adalah remaja usia 17-24 tahun.

Friend, itu baru dua kasus, tentang free seks dan drugs, dan belum termasuk yang lain- lainnya. So, sudah saatnya kini kita bangkit dan bangun dari "mimpi-mimpi" semu yang musuh- musuh islam itu bangun.Sudah saatnya kita sadar bahwa yang mereka bangun dalam pemikiran, idealisme, serta gaya hidup kita, nggak lain adalah cara mereka menggerogoti kebahagiaan kita sendiri. Itulah mengapa tak heran kalau akhirnya mereka sendiri terlihat lebih maju dari kita. mereka memberikan " obat tidur" yang membuat kita terlelap, sedangkan mereka sendiri menggiatkan diri untuk maju. Sedangkan kita, baru pada titik yang sama, dan belum beranjak, karena terlalu lama terlena. dan masalahnya, dengan semua masalah itu, ternyata bukannya kita bergegas, malah kita menikmatinya tiada henti, sampai waktu muda kita habis, dan hasilnya hanya penyesalan saja yang kita dapat. Ketika hati sudah mau bergerak maju, tapi semuanya sudah terlanjur terlambat. Maka masihkah kita harus menunda semua ini sampai besok atau lusa? Wahai Remaja Muslim, bangkitlah!!

(NayMa/voa-islam.com)





3. Bimbingan Islam untuk Remaja Puber

Ketika anak-anaknya mencapai masa pubertas, maka mereka menjadi bertanggungjawab atas segala tindakan mereka di hadapan Allah SWT. Maka, para orangtua memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan pesan tersebut kepada mereka.

Orangtua harus menginformasikan anak laki-laki yang menginjak remaja bahwa ketika pertama kali mereka melakukan ejakulasi (dengan bermimpi ‘basah’), maka mereka menjadi bertanggungjawab atas segala tindakan mereka di hadapan Allah. Dan mereka pun dibebani sejumlah ritual ibadah yang dilakukan para muslim dewasa lainnya.

Pun demikian, ketika anak-anak gadis melihat darah menstruasi, mereka mesti diberitahu bahwa mereka bertanggungjawab atas segenap tindakan mereka di hadapan Allah. Konsekuensinya, segala ritual ibadah yang diwajibkan kepada para muslimah lainnya pun menjadi wajib atas mereka.

…Ketika anak-anak mencapai masa pubertas, ada sejumlah aturan yang harus dijelaskan orangtua kepada mereka…

Ketika anak-anak mencapai masa pubertas, ada sejumlah aturan yang harus dijelaskan orangtua kepada mereka, di antaranya:

1. Apabila anak-anak bermimpi berhubungan intim, dia tidak perlu untuk mandi (al-ghusl), kecuali kalau dia melihat dan merasakan basah di celana atau seprai dikarenakan ejakulasi sperma, untuk laki-laki. Atau sesuatu yang keluar dari vagina, untuk perempuan.

2. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Khaulah binti Hakim, bahwa dia bertanya kepada Nabi tentang wanita yang bermimpi (basah) sebagaimana yang dimimpikan pria, maka Nabi bersabda, “Dia tidak wajib mandi sampai keluar air (maninya) sebagaimana laki-laki tidak wajib mandi sampai keluar air (maninya).” (HR. Ahmad no. 26049, An-Nasa’i no. 198, dan Ibnu Majah no. 594)

3. Ketika anak terbangun, lantas dia melihat atau merasakan basah dikarenakan bermimpi, maka dia (baik laki-laki maupun perempuan) harus melakukan mandi janabat, meskipun dia tidak ingat telah bermimpi apa.

4. Ketika anak laki-laki orgasme disebabkan hasrat seksual, baik karena sengaja ataupun tidak sengaja, maka dia harus mandi. Aturan yang sama juga diaplikasikan untuk anak perempuan, apabila dia merasakan orgasme atau keluar cairan basah secara seksual.

5. Begitu pula dengan para pemuda dan pemudi yang hendak menikah. Mereka harus mengetahui hal-hal tadi apabila kelak mereka berhubungan intim. Setiap kali terjadi penetrasi seksual, maka mereka diwajibkan mandi setelahnya, apakah mereka mengalami orgasme atau tidak. 

Tentang hal ini Rasulullah bersabda, “Apabila seorang pria telah duduk di antara empat bagian tubuh perempuan (yakni berhubungan seks) kemudian dia bersungguh-sungguh padanya (terjadi penetrasi), maka sungguh dia telah wajib mandi karenanya”. (HR. Al-Bukhari dalam Shahih-nya)

6. Ketika perempuan tidak melihat darah lagi di akhir masa menstruasinya, maka dia harus mandi. Wanita yang telah menikah pun harus mengetahui bahwa setelah proses persalinan, maka dia mesti mandi apabila pendarahan telah terhenti.

… Anak-anak laki-laki dan perempuan harus mengetahui tindakan-tindakan yang tidak boleh dilakukan keduanya ketika dalam keadaan ‘tidak suci’…

Langkah selanjutnya adalah tentunya mengajari anak-anak bagaimana mandi janabat yang sesuai syariat. Anak-anak laki-laki dan perempuan harus mengetahui tindakan-tindakan yang tidak boleh dilakukan keduanya ketika dalam keadaan ‘tidak suci’. Di antaranya:

1. Selama menstruasi, atau setelah persalinan, perempuan dilarang untuk shalat, berpuasa, memasuki masjid, melakukan thawaf, dan lainnya.

Allah berfirman, “Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: "Haid itu adalah suatu kotoran." Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (Al-Baqarah: 222)

2. Pria dan wanita yang dalam keadaan tidak suci (junub) dilarang membaca Al-Qur’an atau menyentuhnya, sebelum mandi. Karena Rasulullah biasa membaca Al-Qur’an di segala kondisi, kecuali ketika beliau dalam keadaan junub karena telah melakukan hubungan intim. Mereka pun dilarang melakukan shalat, memasuki masjid, atau melakukan thawaf.


3. Anak-anak juga harus belajar untuk memperhatikan pakaian mereka dan menjaganya tetap bersih dari sperma atau cairan-cairan yang keluar dari vagina, atau cairan-cairan yang keluar dari organ kelamin. [ganna pryadha/voa-islam.com]





4. Remaja Muslim di Ambang Jurang

voa-islam.com - Remaja muslim memiliki peran yang sangat penting untuk meninggikan Islam. Namun masihkan ada harapan, sedangkan realitas sebagian besar mereka terserang wabah syahwat yang menyimpang.

Yup, Di tengah-tengah desingan mesiu serangan budaya barat yang rusak, sedikit banyaknya kehidupan sekularisme saat ini telah menciptakan generasi muda yang menyedihkan. Kerusakan moral, pergaulan bebas, narkoba, tawuran, hingga lupa ajaran Islam dan merasa asing dengan agamanya sendiri. Sungguh-sungguh sangat menyedihkan dan pilu melihatnya.

Ini tak terlepas dari pendidikan yang memandang sebelah mata kepada proses pribadi para pelajar. Pendidikan sekularisme telah menjadikan anak-anak muslim sebatas manusia yang kenal materi dan haus kepada kepribadian yang sesungguhnya. Bagaimana hal tersebut tidak terjadi, ketika porsi pelajaran agama di sekolah hanya 2 jam per minggu. Ini tentu sangat tidak cukup sekali. Padahal setiap hari mereka didik oleh budaya barat yang rusak melalui media televisi atau media sosial yang rusak.

Keluarga muslim, benar-benar telah dihancurkan. Taroh saja, acara televisi semacam MamaMia, sang ibu berkerudung, tapi sang anak dengan lenggak lenggok mengumbar aurat. Sang Ibu merasa bangga saat anaknya manggung, tak merasa sedikitpun rasa dosa membiarkan anaknya dalam jurang kemungkaran. Begitu juga, acara acara idola-idola cilik, sejak dini si anak sudah diarahkan untuk menjadi idola semu yang jauh dari nilai-nilai ruhiyyah. Alih-alih mereka bangga karena sudah dapat membaca al-Quran, melainkan yang mereka banggakan punya anak pintar nyanyi dan berjoget. Miris, kan?

Apa itu semua kita biarkan begitu saja? Tentu tidak! Di tengah-tengah generasi kelabu tersebut, haruslah ada mutiara-mutiara yang akan menyelamatkan mereka. Akan menjadi cahaya bagi mereka. Siapakah mereka???


Lalu, kepada siapa kita berharap? Masihkah ada kepedulian dari mereka yang memiliki hati dan kerinduan pada kehidupan Islam? Apa selanjutnya? [sumber: 7cg-indonesia/syabab.com]


5. Shalat Orang yang Tidak Fasih Baca Al-Quran

‘alaikumussalam wr wb

Rasulullah saw menyatakan :
لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ (رواه البخاري)
Tidak sah shalat bagi siapa saja yang tidak membaca Fatihah Kitab (HR Bukhari)

Imam At-Tirmidzi meriwayatkan pendapat para ulama salaf berkenaan dengan pernyataan Rasulullah saw tersebut :
وَالْعَمَلُ عَلَيْهِ عِنْدَ أَكْثَرِ أَهْلِ الْعِلْمِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْهُمْ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ وَعَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ وَجَابِرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ وَعِمْرَانُ بْنُ حُصَيْنٍ وَغَيْرُهُمْ قَالُوا لَا تُجْزِئُ صَلَاةٌ إِلَّا بِقِرَاءَةِ فَاتِحَةِ الْكِتَابِ و قَالَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ كُلُّ صَلَاةٍ لَمْ يُقْرَأْ فِيهَا بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ فَهِيَ خِدَاجٌ غَيْرُ تَمَامٍ وَبِهِ يَقُولُ ابْنُ الْمُبَارَكِ وَالشَّافِعِيُّ وَأَحْمَدُ وَإِسْحَقُ
Dan beramal berdasarkan pernyataan Nabi saw tersebut sebagian besar ahli ilmu dari kalangan sahabat Nabi saw antara lain Umar bin Khaththab, Ali bin Abi Thalib, Jabir bin Abdillah, ‘Imran bin Hushain dan selain mereka. Mereka sepakat : tidak akan diberi pahala shalat kecuali disertai membaca Fatihah Kitab. Ali bin Abi Thalib berkata : semua shalat yang tidak dibaca di dalamnya Fatihah Kitab maka dipastikan kurang tidak sempurna. Pernyataan Nabi saw tersebut dijadikan dasar pendapat oleh Ibnu Mubarak, Asy-Syafi’i, Ahmad dan Ishaq.

Oleh karena itu, siapa saja yang belum fasih dalam membaca Surah Al-Fatihah yakni masih banyak salah dalam aspek makhraj huruf maupun tajwidnya, maka dipastikan shalatnya tidak sah sehingga tidak akan diterima Allah SWT. Hal itu karena membaca surah Al-Fatihah berarti wajib mengikuti seluruh aturan main pembacaannya yakni benar melafalkan huruf sesuai dengan tempat keluarnya (مَخَارِجُ الْحَرْفِ) dan juga mengikuti ketentuan tajwidnya (قِرَاءَةً مُجَوَّدَةً).


[Ust. Ir. Abdul Halim]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar